sangat diharapkan KPK memeriksa Dirut PTPN 2, Ir Batara Muda Nasution,
berkaitan dengan dugaan raibnya pemotongan dana pensiun karyawan PTPN 2,
sejak tahun 2003 sebesar lebih dari Rp 1,2 Triliun. Sebab pengaduan
yang disampaikan para karyawan ke Kejatisu ternyata mandul." minta H Hardi Mulyono, bdan H Rizal
Sirait.anggota DPRD Sumut Mereka menyatakan hal itu di hadapan lebih ratusan karyawan
pensiunan PTPN 2, yang datang berunjukrasa ke kantor DPRD Sumut, Kehadiran mereka ke DPRD Sumut, merupakan lanjutan aksi yang
sama ke kantor Direksi PTPN 2 di Tanjungmorawa
Aksi
itu diikuti lebih dari 2000 karyawan pensiunan dari seluruh kebun PTPN
2. Kehadiran karyawan yang rata-rata berumur diatas 50 tahun itu sangat
memprihatinkan, karena mereka mengaku ongkos bisa sampai ke Kantor
Direksi PTPN 2 maupun ke kantor DPRD Sumut, terpaksa menjual telor ayam
maupun ayam.
Kasus ini sudah berlarut-larut, tapi tidak ada
penyelesaian. Bahkan kearogansian dan keangkuhan Batara Muda semakin
menjadi-jadi. Padahal dia sudah jelas menyelewengkan pemotongan dana
pensiun sebesar 6 persen setiap bulan. "Tapi tidak keseluruhannya
disetorkan ke pengelola Dana pensiun PTPN Pusat di Jakarta" kata H MY
Sembiring, selaku Ketua Forum Silaturrahmi Pesiunan Perkebunan PTPN 2
dalam orasinya ditengah-tengah teriknya matahari.
Bahkan katanya
lebih tegas, malahan kedudukan Batara Muda Nasution semakin kokoh dimata
Meneg BUMN, H Dahlan Iskan. Buktinya kata Sembiring, kini seluruh Dirut
PTPN sudah diganti, kecuali Batara Muda Nasution. Tidak manusiawi Dari
aksi yang dilakukan ratusan karyawan penghasil devisa Indonesia ini,
diketahui masih ada uang pensiun yang diterima janda karyawan kurang
dari Rp 100.000 perbulan. hal yang sangat tidak manusiawi, padahal suami
janda tersebut, pernah diperas keringatnya oleh pihak perkebunan ada
yang lebih dari 30 tahun lamanya.
Bukannya penghasilan pensiun yang
bertambah, malahan catu beras yang hanya 15 Kg sajapun kini oleh pihak
kantor direksi dihapus pula, kata karyawan lainnya yang mengaku bernama
Suparmin. Oleh Hardi Mulyono, ratusan karyawan yang sebelumnya dicegat
oleh pihak keamanan di pintu gerbang kantor DPRDU, diperkenankan untuk
memasuki halaman gedung yang mewah itu. usai berorasi, Wakil Ketua DPRD
Sumut, H Sigit Pramono Asrie, menerima delegasi karyawan pensiunan ini
di dalam ruangan sidang DPRD Sumut, didampingi Hardi Mulyono, Rizal
Sirait dan Abu Bokar Tombak.
Para karyawan pensiunan itu meminta
dukungan dari DPRD Sumut, guna menyelesaikan hak-hak mereka yang selama
ini tidak diberikan oleh manejemen PTPN 2. Terutama yang berklaitan
dengan pemotongan dana pensiun sebesar 6 persen perbulan, selama mereka
aktif sebagai karyawan. Tapi dana pensiun yang seharusnya mereka terima
bersamaan dengan keluarnya SK pensiun, tidak mereka terima, meskipun
pensiun sudah bertahun-tahun. Selain itu besarnya uang pensiun tidak
disesuaikan dengan gaji terakhir semasa masih aktif. Tapi perhitungannya
berdasarkan gaji 13 tahun yang lalu.
Seperti yang dikemukakan
Chairul Harahap, ketika dugaan penggelapan ini mereka adukan ke Poldasu
untuk diproses, tapi Poldasu tidak bisa memprosesnya, karena kasusnya
sudah ditangani pihak Kejaksaan Agung. Pihak karyawan kata Harahap
terkejut mendengar keterangan dari Poldasu, sebab mereka tidak pernah
atau belum pernah mengadukan hal ini kepada Kejaksaan Tinggi Sumut.
Karena itulah Hardi Mulyono memeinta kepada KPK secepatnya memeriksa
Batara Muda Nasution yang diakuinya memang berprilaku angkuh. Guna
menjawab semua permasalahan yang dihadapi karyawan pensiunan PTPN 2 ini,
Sigit Pramono berjanji akan menuntaskan permasalahan ini secepatnya,
hingga ke Menteri BUMN. Dalam waktu dekat ini DPRD Sumut katanya akan
mengundang Dirut PTPN 2, Kapoldasu dan Kejatisu, guna mengetahui
kebenaran pengaduan karyawan pensiunan PTPN 2 tersebut.
Home »
» Akibat Kejatisu Mandul DPRD Sumut Minta KPK Perisa Ir Batara Girsang Dirut PTPN 2 Akibat Raibnya Rp 1,2 Triliun Dana Pensiun PTPN 2
Akibat Kejatisu Mandul DPRD Sumut Minta KPK Perisa Ir Batara Girsang Dirut PTPN 2 Akibat Raibnya Rp 1,2 Triliun Dana Pensiun PTPN 2
Written By indonesiabersatu on Senin, 20 Oktober 2014 | 20.05
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar